Pages

Friday 8 April 2011

7 new tools

7 new tools
(alat untuk mengukur quality dalam manajemen)

1. diagram afinitas
- brainstorming. saat brainstorming dianjurkan untuk tidak menghentikan ide orang.
- dengan diagram afinitas kita bisa membuat masalah lebih jelas.
- mendaftarkan hal-hal penyebab masalah

2. diagram keterkatian
- membuat kejelasan tentang keterkaitan antar masalah dan sub masalah.
- caranya adalah menuliskan / merumuskan masalah terpenting lalu tuliskan masalah-masalah yang terdaftar pada diagram afinitas lalu menuliskan keterkaitan dari masalah-masalah tersebut. sehingga akan diperoleh kesimpulan masalah yang menunjang masalah utama.
- akhirnya akan serupa dengan diagram FIsh Bone - IShikawa. hanya salah fish bone lebih mengurutkan masalah yang lebih detail dan lebih kuantitatif. sementara diagram afinitas cuma melihat keterkaitan saja.

3. diagram pohon
- alat yang secara sistematis dapat mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan cepat atau menentukan cara untuk mencapai suatu tujuan.

4. diagram matriks
- merumuskan masalah dan solusi dalam sebuah kolom dan baris. lalu kita bisa menentukan solusi mana untuk masalah mana dan seberapa kuat solusi tersebut dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menggunakan simbol khusus.

5. matriks data analisis
- menghitung secara statistik keterkaitan antara diagram matriks sebelumnya dengan cara membuat scatter plot lalu dicari hubungannya dengan menggunakan alat statistik seperti regresi atau SEM.

6. PDPC (Process Decision Program Chart)
-memiliki khas yaitu memecahkan masalah dengan manajemen resiko. karena PDPC mendaftarkan resiko yang terjadi dari suatu masalah, setelah itu dicari solusi yang dapat menjawab resiko tersebut.

7. Diagram panah
- CPM/PERT : manajemen proyek.
- Critical Path Method, suatu cara berpikir yang biasa saja/umum untuk melihat durasi dari suatu proses dalam suatu proyek. nama lainnya network planning.
- Project evaluation review technic. Lebih cocok digunakan dalam keadaan yang tidak pasti. membuat diagram analisis dari suatu durasi dari suatu project yang dibagi dalam tiga hal, optimis, most likely, persimist. datanya diperoleh dari penelitian sebelumnya. lalu nanti dicari rata-ratanya. intinya adalah CPM tapi dengan waktu yang tidak pasti.

Cara menentukan kapan alat tersebut digunakan:

Tuesday 5 April 2011

Manajemen dan Biaya Kualitas

Sistem Manajemen Mutu

Sistem manajemen mutu yang digunakan adalah standar ISO. ISO (International Organisation for Standardization) Federasi badan standarisasi nasional seluruh dunia setiap negara diwakili oleh satu badan standarisasi nasional.


Misi Standar ISO
• Mengembangkan standarisasi guna memberi kemudahan dalam pertukaran barang dan jasa secara internasional
• Membangun kerjasama dalam kegiatan di bidang intelektual, pengetahuan, teknologi dan ekonomi internasional

Terdapat 8 prinsip mutu, dalam mencapai kualitas yang baik dalam suatu organisasi sehingga dapat meningkatkan pelayanan pada pelanggan dan menghasilkan keuntungan bagi organisasi. Prinsip tersebut adalah
1. Fokus Pelanggan.
2. Keterlibatan Karyawan.
3. Pendekatan Proses
4. Sistem yang terintegrasi.
5. Pendekatan Sistim pada manajemen.
6. Perbaikan Berkesinambungan.
7. Pendekatan factual untuk pengambilan keputusan.
8. Komunikasi yang baik.

Biaya Kualitas

Manajemen kualitas total yang dilakukan terhadap suatu organisasi akan berjalan dengan baik jika didukung dengan manajemen keuangan yang terkait dengan strategi manajemen kualitas tersebut.

Dalam hal ini biaya yang keluar akibat dari penggunaan strategi manajemen kualitas total pada suatu organisasi merupakan biaya kualitas yang harus dikendalikan seiring dengan perbaikan kualitas yang dilakukan.

Biaya kualitas dibagi ke dalam 4 (empat) kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Prevention Costs (Biaya-Biaya Pencegahan)
- Pengeluaran-pengeluaran atas desain kualitas untuk produk dan proses
- Biaya-biaya tersebut ditujukan untuk mencegah barang-barang atau jasa dengan kualitas yang rendah
- Biaya-biaya tersebut berhubungan dengan kegiatan identifikasi penyebab cacat dan tindakan-tindakan yang diambil untuk pencegahan di kemudian hari
2. Appraisal Costs (Biaya-Biaya Penilaian Nilai Mutu)
- Pengeluaran-pengeluaran untuk mendeteksi masalah sebelum penjualan
- Biaya-biaya yang ditujukan untuk mencegah barang-barang atau jasa dengan kualitas yang rendah
- Biaya-biaya untuk mengevaluasi produk untuk menentukan tingkat kualitas
3. Internal Failure Costs (Biaya-Biaya Akibat Kesalahan Internal)
Pengeluaran-pengeluaran untuk memperbaiki masalah (mendiagnosa kesalahan, perbaikan-perbaikan yang diperlukan, dan dikembalikan ke proses) sebelum dikirimkan ke konsumen
4. External Failure Costs (Biaya-Biaya Akibat Kesalahan Eksternal)
Biaya-biaya yang keluar ketika barang-barang atau jasa dengan kualitas rendah tidak terdeteksi sampai saat pengiriman ke konsumen

Manfaat menghitung biaya kualitas dalam suatu perusahaan, adalah:
1. Mengidentifikasi peluang laba
2. Untuk pengambilan keputusan investaqsi
3. Menekan biaya pembelian atau yang berkaitan dengan pemasok
4. Mengidentifikasi waste
5. Mengidentifikasi metode yang berlebih
6. Mengidentifikasi masalah-masalah mutu
7. Alat analisa vital few dan trival many (pareto analysis)
8. Alat untuk strategic planning

Friday 1 April 2011

Factorial Design - little notes


Design Experiment


- Prinsip Experiment : Replikasi, Blocking, Randomisasi


- Fix effect model


experiment yang faktornya ditentukan. contohnya, ingin mengetahui pengaruh antara bahan bakar dengan kecepatan mobil. maka kecepatan bahan bakar sudah ditetapkan sebelumnya yaitu misal premium dan pertamax. maka model experiment seperti ini adalah model experiment fix effect.


- random effect model


experiment yang dilakukan dengan cara mengambil faktor secara random. contohnya ingin mengetahui pengaruh antara bahan bakar dengan kecepatan mobil. maka faktornya adalah bahan bakar dimana pertamax dan premium ditentukan sebagai faktor secara acak dari sekian banyak bahan bakar. maka model seperti ini adalah model experiment random effect.


- Faktorial design


dilakukan untuk mengetahui variasi dari faktor yang ada. kalau menggunakan uji mean biasa tidak bisa mengetahui variasi dari faktor yang ada.


Jadi faktorial desain tujuannya untuk mengetahui apakah variasi antar faktor mempengaruhi perlakuan.